Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS. Al Imran 190)

Praktikum

Praktikum Optik (Difraksi) 

Tujuan :

Memahami proses pengukuran panjang gelombang cahaya

Alat & bahan :
  1. Kotak cahaya 1 buah
  2. Pemegang kotak cahaya 1 buah
  3. Rel presisi 2 buah
  4. Kaki rel 2 buah
  5. Penyambung rel 1 buah
  6. Kisi difraksi 1 buah
  7. Diafragma celah tunggal 1 buah
  8. Filter warna 3 buah
  9. Layar putih 1 buah
  10. Tumpakan berjepit 6 buah
  11. Lensa f = +100 mm, bertangkai 1 buah
  12. Lensa f = +50 mm, bertangkai 1 buah
  13. Pemegang slaid diafragma 2 buah
  14. Kabel penghubung 2 buah
  15. Catu daya

Prosedur Percobaan :
  1. Siapkan peralatan seperti terlihat pada gambar rangkaian percobaan
  2. Nyalakan catu daya
  3. Atur jarak anatara kotak cahaya dengan lensa f=+50 mm sebesar 5 cm. Lensa ini digunkakan untuk mensejajarkan sinar yang datang dari kotak cahaya.
  4. Atur letak lensa f = +100 mm sehingga terbentuk bayangan cahaya tunggal yang tajam pada layar.
  5. Letakkan pemegang slaid diafragma di belakang lensa (f=+100 mm), masukkan kisi difraksi ke dalam pemegang celah diafragma.
  6. Geserlah kisi mendekati atau menjahui layar. Amati perubahan yang terjadi. Catat pada tabel pengamatan.
  7. Masukkan filter warna merah pada celah pemegang diafragma belakang kotak cahaya, kemudian ukurlah besaran-besaran berikut : L = jarak kisi ke layar, y = jarak anatara dua garis yang berada di kiri dan kanan garis utama. Catat hasilnya pada data pengamatan.
  8. Ulangi langkah di atas berturut-turut untuk filter hijau dan biru
  9. Jika telah selesai, matikan catu daya.


Modul Praktikum Fisika Dasar 2

   I. Pengukuran Massa Jenis

        Alat
  1. Neraca massa / timbangan analit
  2. Gelas ukur
  3. Pengering / oven
  4. Desicator

       Bahan
  1. Air
  2. Minyak
  3. Pasir
  4. Kerikil
  5. Sampah, dll

       Cara Kerja
  1. Bahan / benda ditimbang dengan neraca massa. Untuk pasir dan sejenisnya harus dalam keadaan kering absolut, maka perlu dikeringkan dengan suhu 105 oC dalam oven sampai dengan diperoleh massa yang stabil. Untuk sampah ditimbang apa adanya.
  2. Ukur volumenya, masing-masing dengan cara :
  3. Volume air, minyak dan sejenisnya diukur dengan gelas ukur
  4. Volume benda padat beraturan diukur panjang sisi-sisinya kemudian dihitung volume / isi berdasarkan rumus bangun.
  5. Volume benda padat tak beraturan (seperti pasir, kerikil dan sejenisnya) diukur dengan cara (a) masukan air dalam gelas ukur dengan volume tertentu (misal : X ml), (b) masukkan sejumlah pasir / kerikil yang telah ditimbang kedalam gelas ukur, catat penambahan volume air pada gelas ukur dimaksud (misal : Y ml). Volume pasir / kerikil adalah : Y – X Cm3.
  6. Volume sampah diukur dengan cara memasukan sampah kedalam takaran. Sampah dipadatkan secara alamiah dengan cara menjatuhkan takaran sebanyak 3 kali.
  7. Massa jenis (?) benda /bahan adalah : massa (kg) dibagi volume (m3)


II. Pengukuran Gravitasi Spesifik 
 
       Alat
  1. Hydrometer
  2. Pipa U berskala
  3. Gelas ukur 250 ml
  4. Neraca massa
  5. Alat ukur volume (gelas ukur, meteran, dll).
      Bahan
  1. Air
  2. Minyak
  3. Pasir
  4. Kerikil
     Cara Kerja
  • Umum
  1. Ukur massa jenis suatu benda / zat
  2. Hitung spesific gravity dengan cara massa jenis zat dibagi massa jenis air.
  • Menggunakan pipa U (khusus cair)
  1. Pipa diisi air jangan sampai penuh (1/2 nya)
  2. Kemudian diisi cairan (minyak) sedemikian rupa hingga terjadi ketinggian yang imbang.
  3. Ukur tinggi permukaan air dan permukaan minyak dari batas antara minyak dan air.
  4. Hitung spesific gravity minyak dengan cara tinggi air dibagi tinggi minyak.
  • Menggunakan Hydrometer (khusus cair)
  1. Masukan cairan tertentu kedalam gelas ukur 250 ml (jangan sampai penuh)
  2. Celupkan hydrometer kedalam cairan tersebut dengan posisi pemberat berada dibawah. Biarkan supaya mengapung stabil.
  3. Hitung spesific gravity cairan dengan cara melihat /membaca skala hydrometer tepat pada permukaan cairan. 

III. Pengukuran Tekanan
 
        Alat
  1. Barometer
  2. Manometer
  3. Altimeter
  4. Pipa U
  5. Pipa kapiler buntu
  6. Cawan
  7. Slang plastik
  8. Mistar
       Bahan
  1. Air raksa
  2. Air atau cairan lainnya
      Cara kerja
  • Manometer pipa U
  1. Isi pipa U dengan sejumlah fluida (cairan) yang memiliki ? tertentu. Misalnya air raksa, minyak.
  2. Hubungkan salah satu lubangnya dengan pipa plastik ke suatu titik pada pipa / bejana yang akan diukur tekanannya. Catat tinggi / beda tinggi permukaan fluida tersebut. Bila ujung yang lain ditutup (dibuat hampa) alat ini dapat digunakan untuk mengukur tekanan absolut.
  3. Hitung tekanan dengan rumus p = ?gh, dimana p : tekanan, ?: massa jenis fluida, g : percepatan gravitasi, h : tinggi fluida.
  • Barometer tandon tetap
  1. Alat ini untuk mengukur tekanan atmosfer, berguna untuk menguji ketelitian altimeter.
  2. Isi cawan dengan air raksa.
  3. Celupkan mulut pipa kapiler buntu pada air raksa, sampai sedemikian hingga pipa dapat berdiri tegak lurus (bila perlu, dapat digunakan penyangga /statip).
  4. Ukur ketinggian naiknya air raksa (Hg) pada pipa kapiler, mulai dari muka air raksa pada cawan. Tekanan atmosfer adalah tinggi air raksa (mm Hg).
  • Manometer pegas
  1. Pasang manometer pada tempat yang akan diukur. Misalnya pipa air bersih dapat dipasang pada tapping atau kran pipa service.
  2. Lakukan pengukuran pada titik yang berbeda.
  3. Baca jarum manometer pada skala kg/cm2 atau psi. Konversikan kedalam satuan m H20 atau satuan tekanan lainnya sesuai dengan factor konversi.
  4. Untuk pipa air bersih, coba hitung beda tinggi tekan pada masingmasing titik pengukuran.
  • Barometer pegas
  1. Pasang ditempat tertentu (x). Biarkan beberapa saat sampai kedudukan jarum penunjuk stabil.
  2. Baca jarum penunjuk pada skala mBar atau Atm. Bila perlu konversikan ke satuan tekanan lain yang diinginkan. Angka tersebut menunjukan tekanan pada tempat tertentu (Px)
  3. Hitung / perkirakan ketinggian (y) tempat tersebut dari muka air laut, menggunakan rumus : ?o g y
  4. Px = Po e – Po, dimana Po : tekanan udaran pada muka air laut, ?o: massa jenis udara (1,2), g : percepatan gravitasi
  • Altimeter
  1. Tempatkan altimeter dalam posisi datar. Pastikan gelembung nivo tepat ditengah lingkaran. Ini dilakukan di pantai / muka air laut.
  2. Atur jarum indicator naik-turun (+ -) pada posisi tepat ditengah, dengan cara memutar tuas pengatur (pemutar besar).
  3. Atur jarum skala ketinggian pada posisi 0 (nol) meter, dengan cara menarik keatas sambil memutar tuas pengatur (pemutar kecil).
  4. Pindahkan (bawa) altimeter ke tempat / lokasi lain yang akan diukur ketinggiannya. (alat ini mempunyai ketelitian s/d 1 meter)
  5. Cari ketinggian (y) tempat tersebut dengan cara memutar / mengatur jarum indicator naik-turun hingga posisinya tepat ditengah. Baca jarum penunjuk skala ketinggian.
  6. Hitung tekanan udara pada lokasi dimaksud dengan rumus seperti pada butir 3.4. diatas


IV. Pengukuran Temperatur 
  
       Alat
  1. Termometer alcohol
  2. Termometer Hg
  3. Termometer min-max
  4. Termometer pegas
  5. Termometer warna
  6. Termometer digital (elektroda gelas) 

     Bahan
  1. Air
  2. Es
  3. Dll
     Cara kerja
  • Umum
  1. Celupkan atau tempelkan atau dekatkan termometer pada objek (air, udara, dll) yang akan diukur.
  2. Biarkan beberapa saat s/d muai alcohol atau muai Hg atau gerak jarum penunjuk atau warna indicator menjadi stabil.
  3. Baca derajat temperatur sesuai skala yang ada. Konversikan kedalam derajat Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin dengan factor konversi.
  • Termometer min-max
  1. Digunakan untuk mengetahui temperatur tertinggi dan terendah dalam kurun waktu tertentu disuatu tempat tertentu
  2. Gunakan magnet untuk menggeser indicator batas minimal dan maksimal.
  3. Caranya dengan menempelkan magnet tersebut pada titik indicator, dan geser sampai dengan tepat menyentuh fluida / cairan termometer pada skala temeperatur minimal (biasanya sebelah kiri) dan skala temperatur maksimal (biasanya sebelah kanan)
  4. Letakan pada lokasi / tempat yang akan diukur, dengan posisi yang pas.
  5. Biarkan selama periode waktu tertentu (misal : 24 jam), setelah periode ini indicator akan terdesak keatas.
  6. Bacalah temperatur maksimal / minimal, dengan membaca skala posisi indikator dimaksud.

 
V. Pengukuran Panas 

      Alat
  1. Bomb calorimeter
  2. Termometer
  3. Pemanas
  4. Bejana
    Bahan
  1. air
  2. sampah (kertas, daun dll)
    Cara kerja
  • Bomb calorimeter
           - sesuai dengan manual masing-masing type dan merk.
  • Termometer
  1. Timbang sejumlah air (atau zat lainnya) dengan menggunakan neraca massa (misal : k gram)
  2. Sejumlah air dimasukan kedalam bejana.
  3. Pasang termometer pada air tesebut. Catat suhu awalnya (misal : loC )
  4. Panaskan secukupnya, Kemudian catat suhu akhirnya (misal : moC )
  5. Hitung jumlah panas (Q) yang digunakan, dengan pendekatan : Q = k x c x (m – l) Joule. Dimana c adalah kalor jenis, dan 1 Joule = 0,24 kalori.
  

VI. Pengukuran Kelembaman 

        Alat
  1. Hygrometer
  2. Sling Psychrometer
  3. Mistar skala
  4. Psychrochart Whirling tabel
  5. Diagram psikrometrik
  6. Timbangan analit
  7. Cawan
  8. Desikator
  9. Pemanas (oven)
      Bahan
  1. Air
  2. Udara ruangan
  3. Tanah
  4. Sampah, bahan padat lainnya
     Cara kerja
  • Kelembaban udara
  1. Deskripsikan tempat kerja yang akan diukur
  2. BILA menggunakan Arsman Angket
  3. Basahi Sling Psychrometer pada bagian bola basah
  4. Putar Sling Psychrometer searah jarum jam selama 3-5 menit sambil mengelilingi ruangan.
  5. Baca skala (Thermometer BB dan BK)
  6. Hasil pembacaan Thermometer kering dihimpit dengan angka 100 pada skala kelembaban relatif.
  7. Dilihat pada angka pembacaan Thermometer basah terhimpit dengan angka berapa pada skala kelembaban relatif
  8. Lihat diagram psikrometrik untuk mengetahui kelembaban absolut, relatif dan juga titik embun.
  9. BILA menggunakan hygometer, hygrometer dipasang pada tempat yang akan diukur. Beri air/basahi ujung termometer suhu basah.
  10. Biarkan selama periode waktu tertentu
  11. Baca termometer pada skala temperatur basah (wet) dan skala kering (dry).
  12. Hitung selisih temperatur basah dan kering.
  13. Baca tabel kelembaban relativ (RH = relative humidity). Kelembaban adalah angka pada titik koordinat temperatur kering dan selisih basah-kering..
  • Kelembaban tanah / zat padat
  1. Timbang cawan yang betul-betul kering (misal: a gram)
  2. Ambil sejumlah tanah atau zat padat lainnya. Masukkan kedalam cawan, timbang cawan berikut tanahnya dengan neraca analit (misal : x gram).
  3. Keringkan dalam oven dalam suhu 105 oC, selama sampai dengan kering sempurna. Sebagai indikasi kalau ditimbang beratnya sudah stabil.
  4. Dinginkan dalam desikator (15 menit) Timbang cawan berikut tanahnya (misal : y gram)
  5. Hitung kelembabannya dengan rumus : M = berat awal dikurangi berat akhir x 100% Berat awal M = ((x – a) – (y – a)) x 100% (x – a)
  6. BILA menggunakan soil tester (analog / digital), caranya cukup dengan menancapkan probe atau elektroda pada tanah yang akan diukur. Biarkan beberapa saat hingga jarum / angka stabil. Baca skala kelembabannya..


VII. Pengukuran Cahaya
    
         Alat
  1. Lux meter
  2. Alat tulis
  3. Kalkulator
        Bahan

     - Tempat kerja yang akan diukur penerangannya

 

       Cara kerja
  1. Kalibrasikan alat sehingga pada saat mengukur alat sudah terkalibrasi.
  2. Jarak antara pengukur dengan alat 60-90 cm
  3. Tinggi alat dari bagian atas permukaan lantai 0,8 m / 8,5 cm
  4. Pakaian pengukur berwarna gelap, untuk menghindari adanya pantulan.
  5. Deskripsikan tempat yang akan diukur (Panjang ruangan; Lebar ruangan; Tinggi ruangan; Warna dinding; Warna dinding; Warna lantai; Warna atap; Warna pintu; Warna jendela; Cuaca; Jumlah lampu yang ada; Warna perabot; Ventilasi; Jenis dan merk lampu; Daya lampu; dll)
  6. Kapan pemeliharaan atau perawatan lampu terakhir
  7. Tentukan titik-titik ukurnya secara tepat dan benar
  8. Pada saat mengukur semua penghalang dibuka
  9. Bila pengukuran di tempat kerja menggunakan system penerangan lampu pendar, pembacaan hasil pengukuran 5 menit setelah lampu dinyalakan
  10. Bila suatu ruangan menggunakan penerangan alam dan buatan, maka pengukuran dilakukan dengan :
  11. Ukur lebih dahulu cahaya buatan dan alam, semua penutup masuknya cahaya dibuka dan lampu dinyalakan
  12. Mengukur penerangan alam, lampu dimatikan dan penutup yang menghalangi semua dibuka
  13. Mengukur penerangan buatan, penerangan campuran dikurangi penerangan alam
  14. Catat hasil pengukuran
  15. Masukkan hasil pengukuran ke dalam rumus, kemudian
  16. dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil yang merupakan angka kuat penerangan di tempat tersebut.
  17. Melakukan pengukuran minimal 3 kali untuk 1 ruangan untuk mendapatkan nilai rata-ratanya


VIII. Pengukuran Suara

            Alat
  1. Sound level meter (SLM) merk Rion NA/24.
  2. Grafik koreksi kebisingan
           Bahan

     - Suara pada ruang tertentu


          Cara kerja
  1. Kalibrasikan SLM dengan menggeser saklar function dan range ke cal sampai pada posisi muncul 94,0 dBA
  2. Posisikan saklar function ke posisi A dan posisikan juga range pada posisi yang paling rendah
  3. Ukur bising latar belakang / back ground noise
  4. Ukur bising setelah sumber bunyi hidup (air kran)
  5. Gunakan grafik koreksi kebisingan ketika selisih baca antara back ground noise dengan sumber bunyi hidup kurang dari 10, dapat diketahui nilai kebisingan sesungguhnya yaitu nilai sumber bunyi hidup – hasil koreksi.
  6. Jika selisih antara back ground noise dengan sumber bunyi hidup lebih besar dari 10 maka menunjukkan intensitas dari sumber bunyi itu sendiri / kebisingan sesungguhnya = sumber bunyi hidup.


IXPengukuran Aliran Fluida

        Alat
  1. bola pingpong
  2. kapas
  3. kompas / wind direction
  4. stop watch
  5. meteran
  6. weir
  7. anemometer
       Bahan
  1. air mengalir
  2. udara bergerak
      Cara kerja
  • Dye test (untuk air)
  1. tentukan saluran air (misal : parit). Pilih yang lurus dan datar.
  2. Ukur sepanjang saluran dengan panjang tertentu (s) dan berilah tanda “awal” pada bagian hulu dan tanda “akhir” pada bagian hilir.
  3. Celupkan bola pingpong tepat pada tanda “awal”, dan lepaskan.
  4. Tunggu sampai dengan bola pingpong tiba tepat di tanda “akhir”. Catat waktu tempuh bola pingpong (t).
  5. Hitung kecepatan (v) aliran dengan rumus : v = s / t
  6. Selanjutnya ukur kedalaman air dan lebar saluran.
  7. Hitung luas penampang basah (A) saluran dan kapasitas / debit air (Q). Dimana Q = V.A.
  • Fly cotton (untuk udara)
  1. Tentukan arah aliran / gerakan udara, dengan cara menerbangkan kapas. Gunakan kompas atau wind direction untuk menentukan arah sesuai mata-angin.
  2. Ukur memanjang aliran sepanjang tertentu (j), dan tentukan titik awal dan titik akhir.
  3. Lepaskan beberapa helai kapas tepat di titik awal. Biarkan terbang sampai dengan tiba dititik akhir, catat waktu tempuh (w).
  4. Hitung kecepatan aliran udara (k), dengan rumus : k = j / w
  • Weir (untuk kapasitas air)
  1. Pilih weir yang sesuai (segiempat, segitiga, trapezium).
  2. Pasang pada saluran air yang akan diukur. Usahakan saluran datar, aliran tidak bergejolak, dan memungkinkan ada “terjunan” bila ada bendung (weir).
  3. Ukur : lebar mulut weir (B), sudut weir (?), tinggi muka air dari dasar mulut weir (H).
  4. Hitung debit air, dengan rumus sbb. : * Weir dengan sudut 90o (segiempat) Q = 2/3 .B.v 2.g.H3 * Weir dengan sudut 35o – 120o (segitiga) Q = 8 /15 . tg (?/2) . v 2.g.H5 3.4. Anemometer (untuk udara)
  5. Hidupkan power anemometer (posisi saklar on).
  6. Pilih skala kecepatan angin yang sesuai dengan menggeser switch velocity.
  7. Arahkan rotor / kipas pada posisi datangnya angin. Arah posisi dikatakan tepat apabila putaran kipas maksimal.
  8. Baca skala kecepatan angin. Bila jarum penunjuk (angka digital) mentok, pindahkan switch velocity ke posisi angka lebih tinggi.
  9. Catat kecepatan angin dan arah datangnya angin. Matikan power anemometer (off).
 
X. Pengukuran Aliran Fluida
     
      Alat
  1. ventury meter
  2. orifice
  3. manometer (pipa U)
  4. rotameter / flow meter
  5. water meter
       Bahan
  1. air raksa (Hg)
  2. air mengalir pada pipa (bertekanan)
  3. udara mengalir dalam pipa

       Cara kerja
  • Ventury meter (untuk air)
  1. Isikan air raksa pada manometer pipa U. Letakan manometer dalam posisi mendatar
  2. Hubungkan ujung-ujung pipa U ke lubang pipa inlet (pipa besar) dan pipa tenggorokan (pipa kecil) venturymeter, menggunakan pipa plastik. Pipa plastik harus penuh terisi air.
  3. Periksa dan catat beda tinggi (H) permukaan air raksa pada manometer.
  4. Ukur diamater pipa inlet (A1) dan pipa tenggorokan (A2).
  5. Hitung kecepatan aliran pada pipa inlet (V1), dengan rumus : 2 gH (?1 – ?) V1 = A2 —————-v ? (A12 – A22) dimana : ?1 = massa jenis dalam pipa U ? = massa jenis fluida yang diukur A = luas penampang
  6. Hitung pula debit air pada pipa tersebut (debit teoritis). Debit sesungguhnya adalah debit teoritis dikalikan koiefisien koreksi (cd = 0.97) 3.2. Venturymeter (untuk gas)
  7. Isikan air raksa pada 2 (dua) buah manometer pipa U. Letakan manometer dalam posisi mendatar.
  8. Hubungkan satu ujung pipa U ke lubang pipa inlet (pipa besar) venturymeter, menggunakan pipa plastik
  9. Lakukan hal yang sama pada pipa tenggorokan (pipa kecil) venturymeter.
  10. Periksa dan catat beda tinggi permukaan air raksa pada kedua manometer tersebut.
  11. Ukur diamater pipa inlet dan pipa tenggorokan..
  12. Hitung kecepatan aliran pada pipa inlet, dengan pendekatan rumus : 3.3. Rotameter / flow meter (untuk udara)
  13. Letakan tabung rotameter secara vertical. Pastikan bola (pelampung) berada dibawah dan pada posisi skala 0 (nol).
  14. Hubungkan (menggunakan pipa plastik) ujung rotameter dengan pipa udara yang akan diukur.
  15. Bila kecepatan / kapasitas hembus yang akan diukur, pipa dihubungkan dengan ujung rotameter bagian bawah. Sebaliknya, bila kapasitas isap, pipa dipasang pada ujung atas rotameter.
  16. Baca ketinggian bola (pelampung) pada rotameter. Baca dan catat kapasitas udara yang mengalir, dengan bantuan table khusus.
  17. Bila tidak tersedia table, maka perlu dilakukan pengukuran :
  • Luas tabung (At) rotameter
  • Luas pelampung (Af)
  • Volume pelampung (Vf)
  • Berat jenis pelampung (Wf)
  • Berat jenis fluida (udara) yang mengalir (Wff)

Download :
Modul Praktikum Fisika Dasar 2







Bandul Matematis
 

Daftar Alat

• Tiang bandul 1 set
• Bandul matematis dengan benang dan gantungan 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata Laksana
• Aturlah panjang tali pada 8 panjang tali yang berbeda, mulai dari panjang tali terbesar yang bisa diukur sampai panjang tali sebesar l = 15 cm. Pada setiap panjang tali waktu ayunan diukur 10 kali. Pada setiap pengukuran sepuluh periode ayunan (10·T) diukur.
• Buatlah grafik T2 terhadap l. Cari garis lurus yang paling cocok dengan titik-titik hasil ukur dan tentukanlah kemiringan a dari garis tersebut. Tentukan konstanta gravitasi g dari kemiringan a dengan memakai hubungan (1.10). 1
• Buatlah kesimpulan dari hasil yang anda peroleh dari percobaan ini.





Elastisitas


Daftar Alat

• Pegas 1 buah
• Gantungan beban untuk menggantungkan beban pada pegas 1 buah
• Beban bulat 50 g 9 buah
• Meteran 1 buah
• Stopwatch 1 buah
Tata laksana
1. Ukurlah perpanjangan pegas ?x terhadap besar massa beban yang digantungkan. Untuk itu ukurlah jarak dari satu tempat permanen di atas pegas sampai ke ujung bawah pegas atau sampai ke ujung kait yang dipakai untuk menggantungkan beban. Jarak tersebut diukur tanpa beban dan kemudian dengan beban mulai sebesar 50g sampai 450g, pada setiap 50g.
2. Buatlah grafik panjang pegas terhadap gaya gravitasi dari hasil 1.
3. Ukurlah panjang karet dengan beban mulai dari 0 sampai 450g pada setiap 50g. Kemudian ukur langsung secara terbalik, berarti beban mulai dari 450g tadi dikurangi 50g demi 50g dan pada setiap pengurangan beban, panjang karet diukur.
4. Gambarlah panjang karet terhadap gaya gravitasi dari hasil ukur 3 ke dalam grafik dari 2. Bandingkanlah dua grafik ini.
5. Pakai grafik dari 2 untuk menentukan konstanta pegas k. Gunakan (2.1) atau (2.2).
6. Gantungkan beban sebesar 250g pada pegas, ayunkan pegas dan ukur waktu ayunan. Pada satu pengukuran ukurlah sekaligus 10 periode ayunan. Pengukuran ini dilakukan 5 kali. Tentukan konstanta pegas k dengan (2.12). Perhatikan bahwa massa m dalam persamaan ini merupakan seluruh massa yang berayun, berarti kait yang dipakai untuk menggantungkan beban harus dihitung juga. Apakah pegas sendiri ikut berayun dan harus dihitung ? (Perhatikan bagian pegas bawah, tengah dan atas ketika pegas berayun.)




Hukum Newton II


 

Daftar Alat

• Dua rel presisi yang disambungkan dengan penyambung rel dan dengan kaki rel pada setiap ujung 1 set
• Balok tangga 1 buah
• Alas kayu untuk mengangkat ujung rel 1 buah
• Kereta dinamika untuk rel presisi 1 buah
• Rangkaian pewaktu elektronik dengan stopwatch 1 set
• penjepit rel 1 buah

Tata Laksana Percobaan

Dalam percobaan ini satu rel presisi dipakai sebagai jalur untuk sebuah kereta. Satu ujung dari rel diangkat setinggi h sehingga rel menjadi miring. Untuk mengangkat rel pada satu sisi, disediakan sebuah balok bertangga dan sebuah alas kayu. Benda yang dipercepat adalah kereta yang bisa bergerak dengan gesekan kecil di atas rel presisi. Pengaturan percobaan seperti diperlihatkan dalam gambar 3.2. Empat sudut kemiringan yang berbeda dipakai, yaitu sudut yang didapatkan dengan tinggi h sbb.: h = 2,5 cm, 3,5 cm, 4,5 cm dan 5,7 cm. Pada setiap sudut kemiringan, percepatan kereta ditentukan dengan mengukur jarak jalan kereta s dan waktu t yang ditempuh kereta saat meluncur. Dari data-data yang diperoleh, percepatan a ditentukan sesuai dengan (3.16). Waktu tempuh diukur dengan memakai rangkaian elektronik yang tersambung dengan stopwatch. Kereta pada awal percobaan tertahan pada tempatnya dengan sepotong almunium foil yang dijepitkan pada kereta dan pada penjepit kontak. Ketika penjepit kontak dibukakan, maka stopwatch mulai jalan dan kereta mulai bergerak. Stopwatch dihentikan oleh gerbang optik yang dipasang pada posisi tertentu pada rel. Pada kereta terpasang sekrup yang menonjol ke bawah. Ketika sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik, stopwatch akan berhenti. Maka waktu tempuh terdapat dari waktu yang ditunjukkan pada stopwatch, sedangkan jarak tempuh kereta adalah jarak gerak dari posisi awal sampai ke posisi di mana sekrup tersebut masuk ke dalam gerbang optik. Masuknya sekrup ke dalam gerbang optik dilihat pada LED rangkaian gerbang optik yang mati ketika sekrup di dalam gerbang optik.
Pakai dua cara untuk menentukan percepatan a:
1. Pada tinggi h = 4,5 cm ukur waktu yang ditempuh dengan 6 jarak tempuh yang berbeda, mulai dari jarak sebesar s ˜ 35 cm sampai ke jarak yang terpendek sebesar s ˜ 5 cm. Waktu luncur diukur sebanyak 3 kali untuk setiap jarak tempuh. Pakai nilai rata-rata dari tiga hasil ukur ini. Buat satu grafik jarak s terhadap waktu kuadrat t2. Pakai metode grafik untuk menentukan percepatan a sesuai dengan (3.16). Perhatikan bahwa kemiringan a* dari garis miring yang didapatkan tidak sama dengan percepatan a.
2. Cara kedua untuk menentukan percepatan a dipakai pada ketinggian h = 2,5 cm, h = 3,5 cm dan h = 5,7 cm. Pada ketinggian tersebut cukup mengukur waktu luncur pada satu jarak tempuh saja. Pakai jarak tempuh sebesar s = 35 cm. Ukurlah waktu tempuhnya sebanyak 5 kali. Tentukan percepatan a memakai (3.16) dari nilai rata-rata waktu tempuh dan panjang jarak. Pada masing-masing ketinggian akan diperoleh besar percepatan a sebagai hasil ukur yang dimiliki kereta pada ketinggian tersebut. Untuk melihat hubungan antara percepatan a dan ketinggian h lebih jelas, buat grafik percepatan a terhadap tinggi kemiringan h. Tentukan konstanta gravitasi g dan gaya gesekan Fges dengan memakai metode grafis dan persamaan (3.9). Untuk menghitung Fges dari bagian sumbu y  dalam grafik, massa kereta dibutuhkan. Massa dari kereta 1 sebesar mk1 = 83,3 g ± 0,1 g, massa dari kereta 2 sebesar mk2 = 75,4 g ± 0,1 g, Massa dari kereta 3 sebesar mk3 = 83,3 g ± 0,1 g.



Bola Jatuh Bebas



 


Peralatan

  1. Power supply 1 buah
  2. Stopwatch (counter) dengan rangkaian Start / Stop 1 buah
  3. Tiang alat bola jatuh bebas komplit dengan holding magnet dan sakelar kejatuhan untuk menghentikan counter 1 buah
  4. Meteran 1 buah
  5. Bola besi (gotri) beberapa buah
  6. Kabel 1 set
Prosedur Percobaan

1. Tentukan kecepatan counter dibandingkan waktu yang sebenarnya. Caranya: Jalankan counter selama 100 detik dan catat besar angka (waktu) yang dihitung counter dalam waktu 100 det tersebut. Perhatikan bahwa counter menghitung dari 0 sampai 9,999, kemudian kembali ke 0. Berarti counter menghitung satu kali skala penuh merupakan perubahan angka sebesar 10 atau 10 detCounter. Perhatikan, berapa kali counter kembali ke nol selama waktu 100 detik. Ulangi pengukuran ini sebanyak 5 kali. Dari hasil ukur tentukanlah skala counter. Skala counter kita definisikan: sebenarnya counter t Skala t = (4.3) Dengan tCounter sebagai besar angka (waktu) yang dihitung counter. Dari (4.3) didapatkan persamaan “terjemahan” dari hasil counter ke waktu yang sebenarnya: tsebenarnya = Skala · tcounter (4.4)
2. Susunlah peralatan seperti terlihat pada gambar 4.1.
3. Ukurlah waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh pada 10 ketinggian s yang berbeda-beda, mulai dari ketinggian paling besar yang bisa diperoleh sampai tinggi terkecil sebesar s = 5 cm. Pada setiap ketinggian waktu jatuh diukur sebanyak 5 kali. Counter harus di-reset pada setiap pengukuran sehingga menunjukkan nol.
4. Buat grafik s terhadap t2. Pakai waktu rata-rata dari pengukuran waktu pada masing-masing ketinggian. Perhatikan ralat statistis yang terdapat karena bola baru mulai jatuh 10 mdet setelah counter mulai jalan.
5. Tentukan percepatan gravitasi di bumi g dari kemiringan grafik.
6. Buat perkiraan ralat untuk hasil percepatan gravitasi bumi g dari ralat statistik dan perhatikan kemungkinan untuk terjadinya ralat sistematis.




Koefisien Muai Panjang


 
 


Peralatan

• Peralatan muai panjang (Jarum penunjuk, Skala, Jepitan pipa, bahan statif) 1 set
• Pipa tembaga dengan lubang 1 buah
• Pipa almunium dengan lubang 1 buah
• Ketel uap dengan selang 1 buah
• Termometer (0 – 110oC) 1 buah

Prosedur Percobaan

1. Pasang seluruh alat ukur dengan pipa uji pada alat ukur.
2. Ukur panjang logam yang diteliti (pipa uji) antara klem dan poros jarum penunjuk dan catat juga suhu ruangan percobaan.
3. Catat posisi jarum pada skala.
4. Periksa, apakah ketel uap sudah diisi dengan air (tanya pada asisten) – jika belum isilah. Sambungkan selang dari ketel uap dengan ujung pipa. Pasang selang pendek dan tempat (gelas) yang bisa menampung air yang ke luar dari ujung pipa kedua.
5. Hidupkan ketel uap.
6. Biarkan pipa uji dipanaskan sampai seluruh pipa memiliki panas yang sama dan yang maksimal bisa dicapai. Keadaan ini tercapai jika pipa sudah tidak menjadi lebih panjang lagi.
7. Catat posisi jarum penunjuk pada penggaris dan tentukan perubahan panjang pipa. Perhatikan bahwa perubahan panjang pipa lain dengan perubahan posisi jarum.
8. Seluruh pengukuran dilakukan dengan bahan almunium dan dengan bahan tembaga. Masing-masing bahan diukur tiga kali. Batang yang telah diukur dan jepitannya (klem double) harus didinginkan dalam air sebelum mulai dengan pengukuran berikut.




Voltameter Tembaga


 

Daftar Alat

• Peralatan voltameter tembaga 1 set
• Amperemeter 5 A atau “student meter” (alat ukur arus dan voltase) atau Multimeter YF-3503 / YF-3502 1 buah
• Sumber daya listrik, arus terregulasi 1 buah
• Stopwatch 1 buah
• Kabel 1 set

Prosedur Percobaan

1. Ampelas dulu elektrode yang akan dipakai sehingga bersih dari bahan yang mudah lepas, lalu debu hasil mengampelas dibersihkan.
2. Ukur massa katode dengan timbangan analitik. Untuk pengukuran ini katode harus kering dan bersih. Tanyalah asisten mengenai cara pemakaian timbangan analitik. Perhatikan: Timbangan analitik tidak boleh dipakai tanpa pengawasan asisten !
3. Buatlah rangkaian seperti yang diperlihatkan pada gambar 6.1. Perhatikan supaya elektrode (plat tembaga) tidak saling menyentuh. Jika elektrode saling menyentuh arus tidak akan mengalir melalui elektrolit, tetapi akan mengalir langsung antara elektrode.
4. Hidupkanlah arus dan stopwatch secara serentak. Aturlah arus I sebesar 1 A pada percobaan pertama dan sebesar 2A pada percobaan kedua. Arus I bisa diatur dengan mengatur sakelar arus pada powersupply. Catat besar arus yang dibaca pada amperemeter setiap 5 menit. Pakai arus rata-rata untuk perhitungan.
5. Setelah t = 30 menit, putuskan aliran listrik lalu keringkan katode. Tetapi katode tidak boleh dikeringkan dengan lap atau tissue karena serat tissue atau lap yang bisa tertempel pada katode akan menambah massanya dan mengubah hasil ukur. Sebab itu katode dikeringkan dengan cara memanaskannya dengan pembakar spiritus. Lalu timbang massa katode. Tentukan penambahan massa ?mCu selama percobaan.
6. Lakukan langkah seperti point 2. – 5. sebanyak 2 kali dengan selang waktu yang sama dan arus yang berbeda.
7. Tentukan besar konstanta Avogadro dari besar arus I, selang waktu t, penambahan massa ?mCu yang terendap pada katode dan massa mol dari tembaga. Pakai persamaan (6.4), (6.5) dan (6.6).




Lensa


 


 Daftar Alat

  1. Bangku optik terdiri dari 2 rel presisi 50 cm yang disambungkan dengan penyambung rel dan satu pasang kaki rel 1 buah
  2. Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah
  3. Lampu dengan tiang 1 buah
  4. Lensa 50 mm 2 buah
  5. Pemegang slide 1 buah
  6. Slide panah 1 buah
  7. Layar transparan 1 buah
Tata laksana percobaan


Dalam percobaan ini kita memakai sebuah bangku optik / rel presisi dengan rakitan seperti diperlihatkan dalam gambar 7.7. Pada bangku optik telah tersedia satu sumber cahaya untuk menyinari benda percobaan. Cahaya dari sumber cahaya (lampu) melewati sebuah lensa kondensor. Fungsi dari lensa kondensor untuk mengumpulkan cahaya sehingga lebih banyak cahaya yang mengenai benda percobaan. Dari benda percobaan (lubang bentuk panah) cahaya melewati lensa yang diukur jarak fokusnya dan kemudian cahaya mengenai satu layar putih. Semua komponen terpasang pada penjepit rel dan dapat digeserkan. Pada penjepit masing-masing ada panah penunjuk yang menunjukkan posisi dari komponen itu sehingga jarak-jarak antara berbagai komponen bisa diukur dengan mudah. Sebelum percobaan dimulai, lampu, lensa kondensor dan benda diatur pada posisi yang tepat sehingga seluruh benda terkena cukup banyak cahaya. Posisi dari tiga bagian ini tidak perlu diubah lagi selama percobaan dilakukan. Aturlah terlebih dahulu suatu jarak L tertentu antara benda dan layar. Pada setiap jarak L terdapat empat cara untuk menentukan jarak fokus f, berarti pada setiap jarak L terdapat empat nilai f dari berbagai cara ukur yang dijelaskan di bawah. Lakukan semua cara pengukuran f untuk 6 nilai L yang berbeda antara L ˜ 23 cm dan 50 cm. Tulislah seluruh hasil ukur serta hasil perhitungan nilainilai f ke dalam satu tabel. Bandingkanlah nilai-nilai f yang didapatkan. Apakah semua hasil sama atau berbeda (jauh) ? Cara mana di antara empat cara ini yang paling baik (teliti) untuk menentukan jarak fokus lensa ? Berapa besar hasil ratarata untuk jarak fokus f ? Empat cara untuk menentukan jarak fokus f pada setiap jarak L terdapat dari teori di atas sbb.:

1. Atur posisi lensa sedemikian rupa sehingga terdapat bayangan yang jelas pada layar. (Hal ini dilakukan tanpa mengubah posisi layar atau posisi benda yang sebelumnya telah diatur pada jarak L tertentu.) Cari bayangan yang lebih besar dulu. (Lensa lebih dekat dengan benda.) Ukurlah jarak benda S1 dan jarak bayangan S1′. Dari S1 dan S1′ jarak fokus f dihitung dengan (7.5).
2. Lalu dengan posisi lensa yang sama ukur tinggi bayangan B’ yang terbentuk. Dari besar bayangan dan besar benda, pembesaran M bisa dihitung. Dari pembesaran M dan besar S1′ jarak fokus f bisa ditentukan dengan (7.8).
3. Dengan posisi lensa dan posisi layar yang sama (L yang sama) terdapat posisi lensa kedua yang memberikan bayangan yang jelas sesuai dengan teori di atas. Geserkan lensa dan cari posisi lensa kedua ini juga dan tentukan S2 dan S2′. Tentukan jarak fokus f dari S2 dan S2′ dengan (7.5).
4. Dari jarak antara dua posisi lensa tersebut besar e bisa ditentukan. (Misalnya dengan menghitung e = S1 – S2 ). Cari jarak fokus f dari besar e dan besar L dengan (7.6). Pada posisi lensa kedua (bayangan diperkecil), kita tidak memakai persamaan (7.8).



Viskositas Zat Cair


 

Daftar Alat (untuk 2 kelompok kerja)

• Beaker 600 ml dengan lubang di bawah (2 buah)
• Beaker 600 ml (2 buah)
• Beaker 800 ml dengan lubang di bawah (1 buah)
• Beaker 800 ml (1 buah)
• Beaker plastik (3 buah)
• Pipa kaca 3 mm, 4 mm, 5 mm dengan prop karet untuk minyak kelapa (2 set)
• Pipa kaca 3 mm dengan prop karet untuk parafin (2 buah)
• Stopwatch (2 buah)
• Meteran (2 buah)
• Rak untuk simpan pipa-pipa (1 buah)
• Jangka sorong (1 buah)

Cara Kerja

Lakukan percobaan berikut ini dengan minyak kelapa memakai tiga pipa yang berbeda, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm, ˜ 4 mm dan ˜ 5 mm dan dengan parafin memakai hanya satu pipa, yaitu pipa dengan diameter ˜ 3 mm.
1. Pasang pipa yang akan dipakai pada gelas beaker yang mempunyai lubang di bawah. Susun gelas Beaker dengan pipa pada meja di atas dan gelas beaker yang sama besar pada meja di bawah sesuai dengan gambar 8.1 sebelah kiri.
2. Isi gelas beaker di atas dengan cairan yang akan diukur (minyak kelapa / parafin) lebih tinggi daripada batas awal pengukuran. Batas awal pengukuran adalah tanda 400 ml untuk minyak kelapa dan tanda 500 ml untuk parafin.
3. Amatilah cairan yang turun dan hidupkan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas awal pengukuran. Matikan stopwatch ketika permukaan cairan berada pada batas akhir pengukuran. Batas akhir pengukuran adalah tanda 150 ml untuk minyak kelapa dan tanda 200 ml untuk parafin.
4. Tunggu sampai cairan berhenti mengalir ke bawah, lalu ukurlah jarak antara dasar gelas atas dan permukaan cairan pada gelas atas (hmin) dan jarak antara dasar gelas bawah dan permukaan cairan pada gelas bawah (hakhir).
5. Ukurlah tinggi antara dasar gelas bawah dan dasar gelas atas hKayu
6. Pindahkan cairan dari gelas bawah ke dalam gelas cadangan dengan cara yang bersih ! Cara yang bersih: Sambil gelas atas diangkat, gelas bawah ditukar dengan gelas cadangan tanpa memberikan kesempatan untuk cairan menetes ke meja. Cairan dari gelas bawah dituangkan ke dalam gelas cadangan, lalu gelas ditukar lagi.
7. Percobaan dilakukan dua kali dengan tiap-tiap pipa dan tiap-tiap cairan yang dipakai.
8. Percobaan diulangi dengan pipa yang lain sesuai tugas di atas. Untuk cairan yang lain, pakai gelas-gelas dan pipa-pipa yang lain !
9. Tentukan jarak h150ml antara dasar gelas dan tanda volume 150 ml dan jarak h400ml antara dasar gelas dan tanda volume 400 ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur minyak kelapa. Tentukan besar h200ml dan h500ml pada gelas atas yang dipakai untuk mengukur parafin.
10. Tentukan besar viskositas dari masing-masing pengukuran dan viskositas rata-rata dari masing-masing cairan yang dipakai. Bandingkan hasil nilai viskositas yang didapatkan dengan menggunakan pipa yang mempunyai diameter yang berbeda.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 

Menentukan Percepatan Gravitasi dengan Metode Bandul Matematis

Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui prinsip kerja gerak periodic
2. Menentukan percepatan gravitasi metode bandul matematis

Alat-alat yang diperlukan :

1. bandul
2. benang
3. stop watch
4. penggaris busur

Percobaan :

1. Ditentukan sudut percobaan adalah 300 untuk semua panjang tali
2. Panjang tali yang dipergunakan 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm dan 90 cm
3. Jumlah getaran yang dihitung waktunya adalah 10, 15, 20 getaran pada setiap masing – masing tali
4. Bandul diikatkan pada tali yang sudah diukur panjangnya sesuai dengan kebutuhan yaitu 50cm, 60cm, 70cm, 80cm dan 90cm kemudian tali diikatkan pada paku yang terdapat pada kayu yang sudah dipersiapkan
5. Bandul diangkat dengan sudut 300 kemudian dilepas bebas sehingga berayun
6. Mulai awal ayunan sampai dengan jumlah ayunan yang ditetapkan dihitung menggunakan stopwatch.
7. Hasil percobaan dicatat dengan table.


 

PRATIKUM FISIKA DASAR II


  • Menentukan Konstanta Pegas Secara Statis dan Dinamis
Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui prinsip kerja gerak harmonic sederhana,
2. menentukan nilai konstanta pegas secara statis dan dinamis

Alat – alat yang dipergunakan :

1. Statif
2. Stopwatch
3. Pegas
4. Beban-beban
5. Mistar atau penggaris

Percobaan :

1. Mempersiapkan semua alat percobaan
2. Menimbang massa beban dan massa pegas
3. Pegas dikaitkan pada statip kemudian diukur panjangnya sebelum diberikan beban,
4. Beban dikatkan kepegas yang tergantung, dimulai dari beban terkecil kemudian diukur panjang pegas setelah diberikan beban, kemudian pegas ditarik sedikit kemudian digetarkan hingga 10 getaran,
5. Catat waktu menggunakan stop watch,
6. Mengulang langkah ke 4 dengan cara menambahkan beban dengan cara mengaitkannya pada beban pertama yang telah tergantung,
7. Mengulang langkah ke 5 dan seterusnya sampai dengan 4 (empat) beban
8. Hasil percobaan dicatat dalam table.


 
 
PRAKTIKUM FISIKA DASAR III 
 
  • Menentukan Nilai Kapasitas Panas Jenis Spesifik Dari Cairan Dengan Metode Pendingin
Tujuan Praktikum :

1.Mengetahui prinsip- prinsip azaz black,
2.Menentukan nilai kapasitas panas jenis spesifik cairan
Alat – alat yang diperlukan :
1. kalori meter
2. isolator kalor
3. gelas ukur
4. thermometer
5. pengaduk
6. timbangan
7. zat cair ( air,minyak tanah)
8. stop wach
9. kaki tiga

Percobaan :

1. mempersiapkan alat percobaan
2. memanaskan minyak tanah sebanyak 100ml didalam gelas ukur hingga mencapai suhu 500c,
3. menimbang kalori meter dan pengaduk kemudian dimasukkan kedalam isolator panas
4. tuang minyak panas kedalam kalori meter
5. mengukur temperature minyak panas setiap menit menggunakan thermometer serta mencatat waktu menggunakan stop watch, hingga suhu 300c
6. menimbang kalori meter bersama minyak didalamnya.
7. hasil percobaan dicatat dalam table
8. percobaan selanjutnya menggunakan air yang dipanaskan dengan langkah seperti diatas.




PRAKTIKUM FISIKA DASAR IV 

 
Menentukan Besar Kuat Medan Mangnet Kawat Yang Dialiri Arus Listrik Di Suatu Titik
Tujuan Praktikum :
1.Menganalisa adanya medan mangnet disekitar kawat berarus listrik,
2.Menentukan besar kuat medan magnet disuatu titik,
3.Memahami prinsip –prinsip teori Oersted dan Biot-Savart
4.Menyelidiki arah medan magnet disekitar kawat yang dialiri arus listrik,
Alat- alat yang diperlukan :
1.catu daya
2.kabel – kabel
3.papan rangkaian
4.kompas
5.volt meter
6.multitester
Percobaan :
1. mempersiapkan senua alat percobaan,
2. letakkan kompas diatas panel,
3. dalam kondisi catu daya off kabel penghubung negative (-) dari catu daya disambungkan kepapan rangkaian,
4. kabel penghubung positive dari catu daya dihubungkan ke ampere meter dan kabel keluar dari ampere meter dihubungkan dengan seutas kawat penghantar serta satu sisi kawat penghantar dihubungkan dengan kabel positive dari papan panel
5. kawat penghantar tersebut diletakkan melintasi tengah – tengah kompas,
6. posisi catu daya volt DC, kemudian tekan tombol On
7. perhatikan arah dan besar pembelokan dari jarum kompas,
8. hasil percobaan dicatat dalam table.




PRAKTIKUM FISIKA DASAR V 

  • Hukum ohm dan Hambatan Listrik
Tujuan Pratikum :

1. menyelidiki hubungan antara tegangan arus dan hambatan listrik,
2. menghitung besar hambatan,tegangan dan arus listrik
3. memahami konsep dasar hokum Ohm

Alat – alat yang diperlukan :

1. catu daya
2. kabel –kabel
3. papan rangkaian
4. sakelar
5. ampere meter
6. volt meter
7. hambatan tetap

Percobaan :

1. mempersiapkan semua alat percobaan
2. menghubungkan arus negative (-) dari catu daya ke amper meter,
3. hubungkan kabel amper meter ke resistor,
4. sisi satu resistor dihubungkan dengan volt meter,
5. arus positive (+) dari catu daya dihubungkan dengan volt meter,
6. atur posisi catu daya pada voltage 3 volt, kemudian tekan tombol on,
7. perhatikan besar hambatan pada amper meter dan voltage pada volt meter
8. hasil percobaan dicatat pada table,
9. percobaan dilakukan dengan mengganti resistor seperti urutan diatas serta menambah voltage pada catu daya,
10. percobaan dilaksanakan pada hubungan seri dan pararel.




PRAKTIKUM FISIKA DASAR VI 


  • Menentukan Kekentalan (viscositas) Fluida Dengan Metode Bola Jatuh
Tujuan Praktikum :

1. Menentukan nilai viscositas (kekentakan) suatu fluida,
2. Memahami konsep dasar hokum stokes,

Alat – alat yang diperlukan :

1. gelas ukur
2. cairan olie
3. cairan gliserin
4. bola – bola
5. stop watch
6. jangka sorong
7. micrometer
8. meteran
9. timbangan
10. thermometer
Percobaan :
1. mempersiapkan semua alat percobaan,
2. timbang masing – masing bola
3. ukur diameter masing – masing bola
4. tuangkan gliserin kadalam gelas ukur sebanyak 900 ml,
5. tuangkan olie kedalam gelas ukur sebanyak 900 ml,
6. ukur suhu gliserin dan olie,
7. masukkan bala satu persatu kedalam gliserin maupun olie serta catat kecepatan bola turun mulai dari permukaan gliserin maupun olie sampai dengan dasar gelas ukur,
8. hasil percobaan dicatat dalam table,
9. percobaan dilakukan kembali sampai empat bola,




PRAKTIKUM FISIKA DASAR VII 
 
  • Pembiasan Cahaya
Tujuan Praktikum :

1. menentukan indeks bias zat,
2. menentukan cepat rambat cahaya dalam medium dan pergeseran sinar,
3. memahami konsep dasar hokum snellius,
Alat – alat yang diperlukan :
1. kaca plan paralel,
2. sumber cahaya (senter laser)
3. mistar dan busur derajat,
4. alas meja
5. juru penunjuk
6. spidol

Percobaan :

1. mempersiapkan semua alat percobaan
2. menentukan garis normal A dan B
3. ukur ketebalan kaca plan paralel,
4. menggunakan garis segi tiga dengan sudut 30, menggunakan senter laser cahaya dilewatkan berhimpit dengan penggaris melewati titik A,
5. menandai titik C dan F, mengukur BC,AC,AC dan C,
6. mengulangi langkah diatas dengan kemiringan sudut yang berbeda,
7. hasil percobaan dicatat dalam table,

Download :
Hasil Laporan Praktikum Fisika Dasar
Penelitian Fisika

 
  • PERCOBAAN I : GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
 Tujuan Percobaan :
 Menyelidiki jenis gerak suatu benda

Alat dan bahan :

1. Sebuah papan luncur
2. Sebuah mobil-mobilan
3. Sebuah ticker timer
4. Sebuah gunting

Langkah Kerja :

1. Pasanglah papan luncur secara miring kemudian letakkan mobilmobilan yang sudah dihubungkan dengan ticker timer diatasnya.
2. Lepaskan mobil-mobilan dan biarkan bergerak turun di sepanjang papan luncur sambil menarik pita ketik.
3. Dari pita ketik yang dihasilkan, berilah tanda untuk setiap lima ketikan. Kemudian potong-potong pita ketik sesuai dengan tanda yang sudah diberikan.
4. Tempatkan potongan-potongan pita ketik tersebut secara berurutan hingga diperoleh diagram batang.
5. Dari diagram tersebut, simpulkanlah jenis gerak yang dilakukan oleh mobil-mobilan tersebut!


  • PERCOBAAN II : KELEMBAMAN BENDA
Tujuan Percobaan
Menguji sifat kelembaman benda

Alat dan Bahan :

1. Sebuah buku
2. Sebuah kertas

Langkah Kerja :

1. Letakkan sebuah buku di atas sehelai kertas di atas meja.
2. Lalu tariklahkertas itu dengan cepat. Apakah yang terjadi?
3. Ulangi lagi percobaan pertama dengan menarik kertas secara perlahan
4. Bandingkan hasil percobaan pertama dengan percobaan kedua. Jelaskan hasil kesimpulan Anda!



  • PERCOBAAN III : HUKUM II NEWTON
Tujuan Percobaan
Menghitung percepatan gerak benda dengan menggunakan Hukum II Newton

Alat dan Bahan :

1. Timbangan injak
2. Lift yang sedang beroperasi

Langkah Kerja :

1. Ukurlah berat Anda dengan menggunakan timbangan injak dan catatlah hasilnya
2. Masuklah ke dalam lift yang akan bergerak ke atas, kemudian ukurlah sekali lagi berat badan Anda selama berada dalam lift. Catatlah perubahan nilai yang ditunjukkan jarum timabangan selama rentang waktu tersebut.
3. Tunjukkan data Anda pada langkah 2 ke dalam bentuk grafik berat terhadap waktu.


  • PERCOBAAN IV : GMB & GMBB
Tujuan percobaan : 

Menyelidiki contoh GMB dan GMBB

Alat dan Bahan :

1. Sepeda mini
2. Meteran kain / penggaris
3. Stopwatch
4. Saputangan

Langkah Kerja :

1. Berdirikan sepeda mini dengan menggunakan standar berdiri, kemudian ikatkan saputangan pada salah satu tepi roda belakang
2. Ukurlah jari-jari roda
3. Kayuhlah pedal sepeda dengan tenaga yang perlahan namun konstan 5 detik
4. Setelah 5 detik lepaskan kayuhan kemudian hitunglah putaran yang dilakukan roda selama 5 detik



  • PERCOBAAN V : BAYANGAN TERBALIK PADA CERMIN DATAR
Tujuan Percobaan :
 Menunjukkan jika bayangan pada cermin datar terbalik

Alat dan Bahan :

1. Cermin
2. Pensil
3. Kertas indeks

Langkah Kerja :

1. Berdirilah menghadap cermin sehingga Anda dapat melihat wajah di cermin
2. Tempelkan kertas di dahimu. Lalu lihat ke cermin , tuliskan nama Anda di kertas tersebut.
3. Balikanlah kertas tersebut dan lihata apa yang anda tulis



  • PERCOBAAN VI : BAYANGAN MAYA CERMIN DATAR
Tujuan Percobaan
Menunjukkan jika cermin datar mempunyai bayangan maya

Alat dan Bahan :

1. Pensil
2. Penggaris
3. Kertas foto kopi
4. Tanah liat seukuran buah kenari
5. Kertas indeks
6. Cermin datar yang kecil
7. Klip kertas

Langkah Kerja :

1. Gunakan pensil dan penggaris untuk menggambar garis di tengahtengah kertas berukuran 6 inchi (15 cm ) buatlah titik di tengahtengah garis
2. Gunakan sedikit tanah liat untuk meletakan klip kertas di salah satu ujung garis.
3. Gunakan sisa tanah liat untuk menegakan cermin pada titik di garis sehingga cermin menghadap ke klip kertas.
4. Lihatlah di cermin,dan tentukan seberapa jauh bayangan klip kertas yang muncul.
5. Lihatlah di belakang cermin di ujung garis tempat bayangan seharusnya tampak.Pegang kertas indeks di titik ini,dan lihatlah di kertas tanda-tanda bayangan klip kertas.


  • PERCOBAAN VII : LENSA TIPIS
Tujuan Percobaan :

Membuktikan perumusan lensa tipis

Alat dan Bahan :

Sebuah lensa cembung (f =20 cm),
sebuah lilin,
sebuah layer,
mistar,
panjang,
dan tiang-tiang penyangga

Cara Kerja :

1. Susunlah alat-alat percobaan seperti pada gambar
2. Posisikan lilin pada jarak tertentu dari lensa
3. Geser-geserlah layer sampai terbentuk bayangan lilin yang tajam
4. Catatlah jarak lilin ke lensa (so) dan jarak layer ke lensa (s’)
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 dengan mengubah jarak benda sampai terambil lima data.
6. Isilah data yang di dapatkan pada table berikut :
7. Buatlah grafik1/s’ terhadap 1/so pada kertas grafik
8. Dari grafik yang didapatkan,buatlah sebuah garis lurus sampai memotong sumbu 1/so.
9. Perhatikan grafik tersebut.Berdasarkan perumusan : 1/f =1/so+1/s’ menyatakan nilai apakah x pada grafik di atas ?
10. Tentukanlah nilai f dari nilai x !
11. Cocokkan data no 10 dengan yang tertera pada bungkus lensa.Bagaimanakah kesimpulan anda ?

 

  • PERCOBAAN VIII : PEMANTULAN CAHAYA
Tujuan Percobaan

Membuktikan persamaan pemantulan cahaya

Alat dan Bahan :

1. Sumber cahaya
2. Cermin
3. Kertas karton
 
Langkah Kerja :
 
1. Sediakan kotak cahaya dan buatlah sedemikian hingga menghasilkan sebuah sinar pada selembar karton putih!
2. Letakkan kotak sinar cermin dan karton, seperti pada gambar diatas!
3. Buatlah garis normal pada titik tempat jatuhnya sinar di permukaan cermin. ( garis normal tegak lurus terhadap permukaan cermin datar ) !
4. Gambarkan sinar yang jatuh pada permukaan cermin! Sinar ini disebut sinar datang. Gambarkan juga sinar yang meninggalkan permukaan cermin! Sinar ini disebut sinar pantul!
5. Ukurlah sudut antara sinar datang dan garis normal! Sudut ini disebut sudut datang. Ukur juga sudut antara sinar pantul dan garis normal! Sudut ini disebut sudut pantul! Lakukan kegiatan tidak kurang dari lima kali kegiatan, dan masukkan datanya ke table pengamatan!
6. Apa yang dapat disimpulkan dari kegiatan ini?


  • PERCOBAAN IX : PEMANTULAN SEMPURNA
Tujuan percobaan
Mengamati peristiwa pemantulan sempurna

Alat dan Bahan :

1. Sumber cahaya / lilin
2. Gelas
3. Air

Langkah kerja :

1. Isilah gelas air minum dengan air sampai penuh!
2. Letakkan gelas tersebut di pinggir meja!
3. Nyalakan lilin pendek dan letakkan dekat dengan gelas!
4. Perhatikan gambar diatas ( gelas percobaan )!
5. Amatilah dari arah yang bersebrangan dengan lilin dari arah agak di bawah permukaan! Apa yang anda amati, tuliskan kesimpulan hasil pengamatan!


  • PERCOBAAN X : PRINSIP KERJA TELESKOP
Tujuan Percobaan

Memahami prinsip kerja teleskop

Alat dan Bahan :

1. 2 buah lensa cembung ( f1 =50 cm dan f2=5 cm)
2. 1 buah lampu pijar
3. 1 buah mistar
4. Kertas Kalkir
5. Lilin (untuk menahan lensa yang diletakan di atas mistar)
6. Meja optik

Langkah Kerja :

1. Simpanlah lampu pijar di sudut ruangan!
2. Letakanlah lensa cembung f1=50 cm sebagai lensa objektif pada mistar!
3. Letakan kertas kalkir sedemikian rupa sehingga bayangan lampu pada kertas sangat jelas!
4. Letakan lensa cembung,f2 = 5 cm sebagai lensa okuler. Atur letak lensa okuler ini sedemikian rupa sehingga mata Anda melihat bayangan lampu pada kertas yang dibentuk lensa okuler sangat jelas!
5. Pindahkan kertas secara tepat dan pandanglah bayangan lampu!
6. Tulis kesimpulan dari kegiatan ini!

Download :
LAPORAN HASIL PENELITIAN FISIKA

Praktikum Viskositas zat cair

Tujuan :

Mengetahui hasil pengamatan dan percobaan viskositas zat cair yang telah dilakukan sebelumnya

Alat dan bahan

1. Perangkat praktikum viskositas zat cair
2. Oli
3. Minyak goreng
4. Parafin cair
5. Bola besi berbagai ukuran
6. Mistar panjang
7. Stopwatch
8. Neraca ohauss
9. Mikrometer sekrup

Prosedur Praktikum :

1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Ambil 2 bola yang berbeda ukurannya
3. Timbang masing-masing benda dengan neraca ohauss
4. Ukur diameter masing-masing bola dengan mikrometer sekrup. Hitung jari-jari dan volume kedua bola tersebut
5. Masukkan bola ke-1 pada parafin cair, hitung waktu saat kecepatan konstan dengan stopwatch. Hitung pula jarak saat kecepatan konstan.
6. Masukkan bola ke-2 pada parafin cair, hitung waktu dan jarak saat kecepatan konstan.
7. Lakukan langkah (5) dan (6) hingga 3 kali.
8. Masukkan bola ke-1 pada minyak goreng, hitung waktu dan jarak saat kecepatan konstan.
9. Masukkan bola ke-2 pada minyak goreng, hitung waktu dan jarak saat kecepatan konstan.
10. Lakukan langkah (8) dan (9) hingga 3 kali
11. Tulis data-data yang diperoleh pada tabel.

Download :
Hasil Praktikum Viskositas zat cair v.1
Hasil Praktikum Viskositas zat cair v.2

Praktikum Lensa Positif dan Negatif

Tujuan :

Menentukan panjang fokus dan daya lensa : positif dan negatif

Alat & bahan :

1. Bohlam sebagai sumber cahaya
2. Lensa positif dan negtif yang berada di bangku optic
3. Lensa positif yang berada di tengah layar
4. Mika bergaris sebagai benda
5. Papan dari kayu sebagai tabir atau layar
6. Penggaris

Langkah Percobahaan :

Menentukan Panjang Fokus Lensa Positif
1, Alat dirangkai seperti skema diatas
2. o diatur dan b diukur. Nilai b diambil ketika layar paling tajam
3. o divariasikan dan nilai b dicatat pada setiap variasi o

Menentukan Panjang Fokus Lensa Negatif
1, Alat dirangkai seperti skema diatas
2. o diatur dan b diukur. Nilai b diambil ketika layar paling tajam
3. o divariasikan dan nilai b dicatat pada setiap variasi o


Keterngan Gambar :
L = Lampu
BO= Bangku Optik
OB= Obyek
LP = Lensa Positif
LN= Lensa Negatif
P = Papan sebagai layar
LPP= Lensa positif dan layar
o = Jarak benda ke lensa
b = Jarak bayangan ke lensa

Download :
Hasil Praktikum Lensa Positif dan Negatif

Praktikum Jangka Sorong-Mikrometer Skrup & Kalorimeter


Praktikum Jangka Sorong-Mikrometer Skrup

Tujuan :

1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran/perhitungan
3. Menghitung besaran-besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

Alat & bahan :

1. Jangka Sorong
2. Mikrometer Sekrup
3. Tabung
4. Lempengan koin
5. Kaca pembesar

Prosedur :

1. Siapkan jangka sorong dan tabung, seta mikrometer sekrup dan lempengan koin yang akan diukur
2. Perhatikan ketelitian prngukuran jangka sorong dan mikrometer sekrup yang kamu gunakan.
3. Ukur diameter dalam tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur diameter dalam tabung sebanyak 5 kali hingga mendapat 5 data hasil pengukuran diameter dalam tabung.
4. Ukur diameter luar tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur diameter luar tabung sebanyak 5 kali hingga mendapat 5 data hasil pengukuran diameter luar tabung.
5. Ukur kedalaman dalam tabung, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur kedalaman tabung sebanyak 5 kali hingga mendapat 5 data hasil pengukuran kedalaman tabung.
6. Ukur ketebalan plat lempengan koin, baca hasil pengukurannya, dan catatlah dalam tabel data hasil pengukuran. Ulangi kembali mengukur tebal plat lempengan koin sebanyak 5 kali hingga mendapat 5 data hasil pengukuran tebal plat lempengan koin.
7. Hitung nilai rata-rata hasil pengukuran untuk masing-masing diameter dalam, diameter luar, kedalaman tabung dan ketebalan plat lempengan koin. Tuliskan dalam tabel pengolahan data. Hitung ketidakpastian pengukuran masing-masing diameter dalam, luar, kedalaman dan tebal plat.
8. Hitung prosentase kesalahan relatif pengukuran
9. Buat kesimpulan




Praktikum Kalorimeter

Tujuan :

1. Menentukan besarnya harga air (kapasitas) kalorimeter
2. Menentukan kapasitas kalor dari kalorimeter
3. Menentukan kalor jenis suatu zat
4. Menetukan energi kalor yang diterima kalorimeter

Alat & bahan :

1. Kalorimeter
2. Termometer
3. Air panas dan air dingin
4. Neraca
5. Gelas

Prosedur :

1. Siapkan kalorimeter
2. Timbang massa kalorimeter kosong (tanpa air dan termometer)
3. Isi tabung dengan air panas
4. Timbang kalorimeter berisi air panas, catat selisih massanya sebagai air panas
5. Ukur sushu air panas dalam kalorimeter, catat suhu air panas
6. Ambil gelas kosong kemudian timbanglah, catat massa gelas kosong
7. Isi gelas kosong dengan air dingin, kemudian timbang kembali gelas berisi air dingin, catat selisih massanya sebagai massa air dingin
8. Ukur sushu air dingin dan catat suhu air dingin
9. Tuang air dingin ke dalam kalorimeter, aduk-aduk selama 20 kali. Ukur suhu akhir campuran air panas dengan air dingin tersebut, catat suhu akhirnya.
10. Ulangi langkah 1 hingga 9 untuk 5 kali percobaan, sehingga mendapatkan 5 data percobaan. Catat data tersebut ke dalam tabel hasil pengamatan.
11. Buatlah analisa data (pengolahan data), dengan menghitung dan melengkapi isian tabel pengolahan data
12. Hitung rata-rata kalor jenis kalorimeter
13. Hitung ketidakpastian pengukurannya
14. Hitung prosentase kesalahan relatif pengukurannya.

Download :
Hasil Praktikum Jangka Sorong-Mikrometer Skrup & Kalorimeter

Praktikum Dinamika Rotasi


Tujuan :

Mengetahui hubungan antara panjang poros terhadap kecepatan sudut

Alat & bahan :

1. Seutas tali elastis 200 cm
2. Sebuah tongkat panjang 60 cm
3. Dua buah tongkat penahan
4. Tutup kaleng berbentuk lingkaran dengan diameter 18 cm
5. Stopwatch

Langkah Kerja :

Praktikum I:
1. Siapkan tali elastis 200 cm, tongkat panjang, stopwatch sebagai penghitung waktu dan dua tongkat penahan.
2. Pasangkan tali elastis pada kedua tongkat penahan sehingga tali menjadi dua bagian dan masing-masing ujungnya ditarik oleh tongkat penahan tersebut.
3. Pasangkan tongkat panjang 60 cm di tengah-tengah tali elastis dengan poros 1/2 panjang tongkat. Lalu putar sepuluh putaran.
4. Hitung waktu yang dibutuhkan agar tongkat kembali seperti semula menggunakan stopwatch. Lakukan hal yang sama dengan poros 1/3 panjang tongkat, 1/4 panjang tongkat, 1/5 panjang tongkat dan 1/6 panjang tongkat.

Praktikum II
1. Siapkan tali elastis 200 cm, tutup kaleng berbentuk ligkaran, stopwatch sebagai penghitung waktu dan dua tongkat penahan.
2. Pasangkan tutup kaleng berbentuk ligkaran pada tali elastis dengan terlebih dahulu memberi lubang di lingkaran tersebut, dimulai dari 1/2 diameter. Letakkan kayu penahan di masing-masing ujung tali elastis sedemikian rupa, lalu putar sebanyak 10 putaran.
3. Hitung waktu yang dibutuhkan agar tutup kaleng kembali seperti semula menggunakan stopwatch. Lakukan hal yang sama dengan poros 1/3 diameter dan 1/6 diameter.
 
Download :
Hasil Praktikum Dinamika Rotasi

Praktikum Fluida Dinamis

  • Praktikum 1

Tujuan :

Mengukur debit air dan laju air di beberapa keran

Alat & bahan :

1. 1 buah botol (ukuran 500 mL)
2. Stopwatch
3. Air dari masing-masing keran

Cara kerja :

1. Siapkan keran yang akan diamati
2. Ukurlah diameter mulut keran.
3. Hidupkan keran sampai air keluar maksimal/deras
4. Masukkan air dari keran tadi ke dalam botol yang telah disediakan.
5. Hitunglah waktu yang diperlukan air tersebut untuk memenuhi ruang dalam botol
6. Lakukanlah, cara kerja 2-5 pada tiap-tiap keran.


  • Praktikum 2

Tujuan :

Membandingkan kecepatan air keluar dari botol dengan cara dibalik, dibalik+dikocok, dan dibalik+diputar

Alat dan Bahan :

1 buah botol (ukuran 500 mL dengan diameter botol = 2 cm) Air

Cara Kerja :

1. Masukkan air ke dalam botol sampai penuh.
2. Buka penutup botol.
3. Sesuai dengan tiga cara yang ada, pertama baliklah botol dan tutup dengan telapak tangan, kemudian lepaskan telapak tangan dari tutup botol tersebut. Hitung waktu yang diperlukan agar air dari botol keluar semua.
4. Lakukan cara 1-3 pada tiap-tiap perlakuan. Pada perlakuan dibalik+dikocok dan dibalik+diputar sebelum dibalik, dikocok atau diputar terlebih dahulu beberapa kali sebanyak yang kita tentukan yaitu 5x,10x,15,dan 20x dan tak lupa untuk menghitung seberapa lama kita mengocok dan memutar botol tersebut.

  • Praktikum 3
Tujuan :

Mengukur laju air keluar dari botol pada tiap lubang dengan ketinggian tertentu terhadap permukaan air

Alat dan Bahan :

1. Botol ukuran 1,5 L dengan diameter 9 cm (A = 63,64 cm2)
2. Solder
3. Penggaris
4. Plester
5. Gunting

Cara Kerja :

1. Ukurlah seberapa tinggi botol yang diperlukan dari permukaan air/dari atas. Dalam praktikum ini, dibuat empat lubang dimana masing-masing memiliki interval 3,6 cm. Sehingga didapat tinggi botol yang digunakan setinggi 18 cm. Karena, botol yang dipakai tingginya lebih dari 18 cm, guntinglah sisanya tersebut.
2. Untuk membuat tiap-tiap lubang, kami menggunakan solder dan diameter lubangnya masing-masing dibuat sama yaitu 0,5 cm
3. Tulislah daerah interval lubang dengan spidol. Karena ada 4 lubang maka ada 5 daerah interval (patokannya dari atas) yaitu h1,h2,h3,h4,h5.
4. Tutuplah tiap-tiap lubang dengan menggunakan plester.
5. Masukkan air ke dalam botol tersebut sampai penuh. Lalu, bukalah plester yang menutup lubang misalnya lubang pertama (daerah interval h1) pada botol tersebut .
6. Hitung waktu yang diperlukan air keluar setinggi interval dari lubang yang dibuka plesternya tersebut.
7. Ulangi langkah 5-6 pada lubang yang lain misalnya lubang kedua,ketiga dan keempat.